MAKALAH
HAKIKAT PENGEMBANGAN MOTORIK ANAK USIA DINI
Dosen
Pengampu : ZUKHAIRINA,SP, M.Pd.I
DI
SUSUN OLEH :
KELOMPOK
I
·
ASMA DEWI
·
AISAH NURFITRI
·
AZMIATI
·
AAN APRILIA TIANA SARI
YAYASAN
PENDIDIKAN ISLAM (YPI)
SEKOLAH
TINGGI AGAMA ISLAM (STAI)
MUARA
BULIAN BATANGHARI
TAHUN
2017
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kami
panjatkan kepada Allah SWT, yang telah melimpahkan Rahmat dan Hidyahnya
sehingga Kita dapat menyusun makalah ini dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami
berpegang teguh pada materi yang kami dapatkan dari beberapa sumber buku.
Pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas mata kuliah Metode
Pengembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini dengan dosen pembimbing Zukhairina,
SP, M.Pd.I
Dalam hal ini kami
menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak kekurangan. Dengan
kerendahan hati dan keterbatasan ilmu, maka kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun demi tersempurnanya makalah ini. Semoga makalah
ini dapat memberikan manfaat bagi para pembaca.
Muara
Bulian, Oktober 2017
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................... 1
B.
Rumusan
Masalah.............................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Perkembangan Motorik Anak Usia Dini......................................... 2
B. Kemampuan Motorik Kasar Dan Halus Anak
Usia Dini............... 4
C. Peran Guru Dalam Mengembangkan Motorik
Anak Usia Dini... 6
D. Tujuan Pengembangan Motorik Anak Usia
Dini........................... 8
E.
Metode
Pengembangan Motorik Anak Usia Dini........................... 9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................ 11
B.
Saran................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Masa
5 tahun pertama pertumbuhan dan perkembangan anak sering disebut sebagai masa
keemasan karena pada masa itu keadaan fisik maupun segala kemampuan anak sedang
berkembang cepat. Salah satu kemampuan pada anak Paud yang berkembang dengan
pesat adalah kemampuan fisik atau motoriknya. Proses tumbuh kembang kemampuan
motorik anak berhubungan dengan proses tumbuh kembang kemampuan gerak anak.
Perkembangan kemampuan motorik anak akan dapat terlihat secara jelas melalui
bebrbagai gerakan dan permainan yang dapat mereka lakukan.
B. Rumusan
Masalah
a.
Bagaimana
Perkembangan Motorik Anak Usia Dini?
b.
Bagaimana
Kemampuan Motorik Kasar Dan Halus Anak Usia Dini?
c.
Bagaimana
Peran Guru Dalam Mengembangkan Motorik Anak Usia Dini?
d.
Apa
Tujuan Pengembangan Motorik Anak Usia Dini?
e.
Bagimana
Metode Pengembangan Motorik Anak Usia Dini?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Perkembangan
Motorik Anak Usia Dini
Motorik
adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh seluruh tubuh, sedangkan
perkembangan motorik dapat disebut sebagai perkembangan dari unsur kematangan
dan pengendalian gerak tubuh. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang
menggunakan otot – otot besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh
yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Motorik halus adalah gerakan
yang dilakukan oleh bagian – bagian tubuh tertentu dan hanya melibaUsia Dinian
sebagian kecil otot tubuh. Gerakan ini tidak memerlukan tenaga, tapi perlu
adanya koordinasi antara mata dan tangan. Gerak motorik halus merupakan hasil
latihan dan belajar dengan memperhatikan kematangan gungsi organ motoriknya[1].
1.
Perkembangan
Motorik Anak
Perkembangan motorik ini erat kaitannya dengan
perkembangan pusat motorik di otak. Keterampilan motorik berkembang sejalan
dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh sebab itu, setiap gerakan yang
dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya merupakan hasil pola interaksi
yang kompleksi berbagai bagian dan system dalam tubuh yang dikontrol otak.
Aktivitas anak terjadi dibawah control otak. Secara
simultan dan berkesinambungan, otak terus mengolah informasi yang ia terima.
Bersamaan dengan itu, otak bersama jaringan syaraf yang membentuk system syaraf
pusat yang mencakup lima pusat control, akan mendiktekan setiap gerak anak.
Dalam kaitannya dengan perkembangan motorik anak, perkembangan motorik
berhubungan dengan perkembangan kemampuan gerak anak. Gerak merupakan unsure
utama dalam perkembangan motorik anak.
Sedari kecil anak harus diberikan berbagai kegiatan fisik
yang bervariasi yang memungkinkan mereka untuk bergerak, jika seorang anak berhasil
melakukan suatu aktivitas fisik atau gerakan maka selanjutnya ia mau
berpartisipasi dalam kegiatan tersebut kembali. Namun, sedari kecil seorang
anak perlu dibiarkan menemukan sendiri kegiatan / aktivitas fisik yang sesuai
dan cocok dengan kemampuannya.
2.
Peran
Kemampuan Motorik untuk Perkembangan Sosial dan Emosional Anak
Seorang anak yang mempunyai kemampuan motorik yang baik
akan mempunyai rasa percaya diri yang besar. Lingkungan teman-temannya pun akan
akan menerima anak yang memiliki kemampuan motorik atau gerak lebih baik,
sedangkan anak yang memiliki kemampuan gerak tertentu akan kurang diterima
teman-temannya. Penerimaan teman-teman dan lingkungan nya akan menyebabkan anak
mempunyai rasa percaya diri yang baik.
3.
Peran
Kemampuan Motorik untuk Kognitif Anak
Bermain akan meningkatkan aktifitas fisik anak. Maxim
(1993) menyatakan bahwa aktifitas fisik akan meningkatkanpula rasa
keingintahuan anak dan membuat anak-anak akan memperhatikan benda-benda,
menangkapnya, mencobanya, melemparkannya atau menjatuhkannya, mengambil,
mengocok-ngocok, dan meletakkan kembali benda-benda kedalam tempatnya[2].
Adanya kemampuan/keterampilan motorik
anak juga akan menymbuhkan kreativitas dan imajinasi anak yang merupakan bagian
dari perkembangan mental anak. Dengan demikian, sering pula para ahli
menekankan bahwa kegiatan fisik dan juga keterampilan fisik anak akan dapat
meningkatkan kemampuan intelektual anak. Belahan otak kiri akan mengatur cara
berpikikr logis dan rasional, menganalisis, bicara serta berorientasi pada
waktu dan hal-hal terperinci, sedangkan belahan otak kanan berperan mengatur
hal-hal yang intuitif, bermusik, menari, dan kreativitas[3].
B. Kemampuan
Motorik Kasar Dan Halus Anak Usia Dini
Pengembangan
motorik adalah proses seorang anak belajar untuk tampil menggerakkan anggota
tubuh. Seefel (dalam Moelichatoen, 1999), menggolongkan tiga keterampilan
motorik anak, yaitu[4]:
1.
Keterampilan
lokomotorik : berjalan, berlari, meloncat, meluncur,
2.
Keterampilan
nonlokomotorik (menggerakkan bagian tubuh dengan anak diam di tempat):
menggangkat, mendorong, melengket, berayun, menarik;
3.
Keterampilan
memproyeksi dan menerima/menagkap benda: menangkap, melempar.
Dalam
mengembangkan kemampuan motoriknya, anak juga mengembangkan kemampuan
mengamati, mengingat hasil pengamatannya dan pengalamannya. Anak juga harus
memiliki keterampilan dasar terlebih dahulu sebelum ia mampu memadukannya
dengan kegiatan motorik yang lebih kompleks. Secara umum ada dua macam gerakan
motorik, yaitu gerakan motorik kasar dan gerakan motorik halus yang akan
diuraikan berikut ini.
a.
Gerakan
Motorik Kasar Anak Usia Usia Dini
Perekembangan motorik anak terbagi menjadi dua bagian,
yaitu gerakan motorik kasar dan motorik kasar dan gerakan motorik halus. Gerakan motorik kasar
terbentuk saat anak mulai memiliki koordinasi sebagain besar bagian tubuh anak.
Oleh karena itu, biasanya memerlukan tenaga karena dilakukan oleh otot-otot
yang lebih besar. Pengembangan gerakan motorik kasar juga memerlukan koordinasi
kelompok otot-otot anak yang tertentu yang dapat membuat mereka dapat meloncat,
memanjat, berlari, menaiki sepeda roda tiga, serta berdiri dengan satu kaki.
Untuk merangsang motorik kasar menurut anak menurut Hadis (2003) dapat
dilakukan dengan melatih anak untuk meloncat, memanjat, memeras, bersiul,
membuat ekspresi muka senang, sedih, gembira, berlari, berjinjit, berdiri di
atas satu kaki, berjalan di titian, dan sebaginya. Gerakan motorik kasar
melibaUsia Dinian aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak. Gerakan
ini mengandalkan kematangan dalam koordinasi. Untuk melatih motorik kasar anak
dapat dilakukan, misalnya dengan melatih anak berdiri di atas satu kaki. Dalam
perkembangannya, motorik kasar berkembang lebih dahulu daripada motorik halus.
Hal ini dapat terlihat saat anak sudah dapat menggunakan otot-otot kakinya
untuk berjalan sebelum ia dapat mengontrol tangan dan jari-jarinya untuk
menggunting dan meronce[5].
b.
Gerakan
Motorik Halus Anak Usia Usia Dini
Gerakan motorik halus apabila gerakan hanya melibaUsia
Dinian bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Gerakan motorik halus yang terlihat saat usia dini, antara
lain adalah anak mulai dapat menyikat gigi, menyisir, membuka dan menutup
retsluiting, memakai sepatu sendiri, mengancing pakaian, serta makan sendiri
dengan menggunakan sendok dan garpu. Dalam melakukan gerakan motorik halus anak
juga memerlukan dukungan fisik lain serta kematangan mental, misalnya
keterampilan membuat gambar. Gerakan motorik halus anak sudah mulai berkembang
pesat di usia kira-kira 3 tahun. Namun, saat anak berusia 4 tahun, ia sudah
dapat memegang pensil warna atau crayon untuk menggambar. Perbedaan jenis
kelamin berpengaruh pada perkembangan motorik anak USIA DINI. Anak perempuan
lebih sering melatih keterampilan yang membutuhkan keseimbangan tubuh, seperti
permainan melompat tali (skipping), atau melompat-lompat dengan bola besar
(hoping). Sedangkan anak laki-laki lebih senang melatih keterampilan melempar,
menagkap dan menendang bola atau berprilaku yang mementingkan kecepatan dan
kekuatan. Ada beberapa kegiatan yang dapat mengembangkan gerakan motorik anak,
misalnya aktivitas berjalan di atas papan, olahraga (melompat tali, renang,
sepak bola, bulu tangkis, senam, bersepeda), menari, atau bermain drama.
C. Peran
Guru Dalam Mengembangkan Motorik Anak Usia Dini
Dalam
mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak usia dini peran guru sangatlah
penting. Dalam merencanakan kegiatan fisik atau motorik seorang guru
membutuhkan latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik atau motorik
yang bermakna dan sesuai bagi anak didiknya. Guru juga perlu menentukan tingkat
keberhasilan yang sesuai dengan kemampuan anaknya. Guru perlu mempelajarai
tingkat kemampuan anak didiknya sehingga dapat menentukan jenis kegiatan dan
ukuran keberhasilan yang sesuai dengan tahap perkembangan anak.
Guru
mempunyai peran yang penting dalam pengembangan
fisik motorik anak yang dapat dilakukan melalui bermain. Disekolah, gurulah
yang menentukan apa aktivitas fisik atau olahraga yang dapat dilakukan anak
sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Guru juga berperan dalam
menumbuhkan minat anak terhadap berbagai kegiatan motorikanak seperti jenis
olahraga, menggambar, melipat kertas dan lain – lain. Peran gurulah yang dapat
mengarahkan dan menumbuhkan minat anak untuk mengikuti semua kegiatan fisik
motorik tersebut dengan tujuan agar gerakan motorik kasar dan halus anak dapat
dikembangkan dengan baik[6].
Guru
dapat membantu mengembangkan minat dan rasa percaya diri anak dan perasaan
mampu melakukan berbagai kegiatan fisik motorik yang sesuai untuk anak Usia
Dini. Pengembangan motorik anak yang baik akan meningkatkan kemampuan daan
kekuatan otot – otot anak. Perkembangan kekuatan otot tersebut diimbangi dengan
perkembangan dalam mengkoordinasikan gerakan antara otot yang satu dengan otot
yang lain. Apabila gerakan motorik kasar anak dapat berkembang dengan baik
maaka keterampilan motorik halus yang telaah dimiliki anak juga akan meningkat.
Guru
perlu menentukaan tujuan yang akan dicapai. Guru perlu menentukan gerak dan
keterampilan yang perlu dikuasi anak melalui pelaaksanaan beberapa kegiatan
pembelajaran. Guru juga perlu menentukaan apa dan bagaimana cara menilai hasil
belajar anak serta melaporkan hasilnyaa kepada orang tua anak didik.
Guru
juga bertanggung jawab dalam membantu mengembangakan keterampilan motorik anak usia
dini dengan cara merencanakan dan mengatur secara baik,lingkungan belajar dan
proses belajar anak untuk mencapai tujuan pengembangaan motorik anak usia dini.
Untuk meningkatkan gerakaan motorik anak maka yang dapat dilakukan guru adalah [7]:
1.
Menyediakan
peralatan atau lingkungan yang memungkinkan untuk melatih keteramoilan
motoriknya
2.
Memperlakukan
anak dengan sama
3.
Memperkenalkan
berbagai jenis keterampilan motorik
4.
Meningkatkan
kesabaran guru karena setiap anak memiliki jangka waktu sendiri dalam menguasai
suatu keterampilan
5.
Aktivitas
fisik yang diberikan keanak harus bervariasi
6.
Berilah
anak – anak aktivitas fisik yang memungkinkan anak menikmati dan dapat mencapai
kemampuan yang diharapkan sesuai perkembangannya.
7.
Saat
melakukan aktivitas fisik yang menempatkan anak bersama beberapa anak lain
D. Tujuan
Pengembangan Motorik Anak Usia Dini
Dalam
standar kompetensi kurikulum PAUD tercantum bahwa tujuan pendidikan di PAUD adalah
membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang
meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik-motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
Untuk
pengembangan kemampuan dasar anak dilihat dari kemampuan fisik atau motoriknya
maka guru-guru PAUD akan membantu meningkatkan keterampilan fisik atau motorik
anak dalam hal memperkenalkan dan melatih gerakan motorik kasar dan halus anak,
meningktkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh, dan koordinasi,
serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat sehingga dapat
menunjang pertumbuhan jasmani yang kuat sehat dan terampil.
Sedangkan
kompetensi dasar motorik anak PAUD yang diharapkan dapat dikembangkan guru saat
anak memasuki lembaga persekolahan adalah anak mampu :[8]
1.
melakukan
aktivitas fisik secara terkoordinasi dalam rangka kelenturan dan kesiapan untuk
menulis, keseimbangan, kelincahan, dan melatih keberanian.
2.
mengekspresikan
diri dan berkreasi dengan berbagai gagasan dan imajinasi dan menggunakan
berbagai media/bahan menjadi suatu karya seni.
Untuk
mengembangkan kemampuan motorik anak Usia Dini, guru dapat menggunakan berbagai
metode pembelajaran.
E. Metode
Pengembangan Motorik Anak Usia Dini
Metode
merupakan bagian dari strategi kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, metode
dipilih guru berdasarkan strategi kegiatan yang sudah dipilih dan ditentukan.
metode juga merupakan cara untuk mencapai tujuan pembelajran tertentu.
Setiap
guru akan menggunakan metode, sesuai dengan gaya melaksakan kegiatan
pembelajarannya. Namun, harus diingat bahwa pendidikan di mempunyai ciri khas sendiri. Oleh karena itu,
ada metode-metode yang lebih sesuai untuk digunakan di PAUD dibandingkan
metode-metode lainnya. Misalnya guru PAUD jarang sekali menggunakan metode
ceramah dikelasnya. Pemilihan metode juga ditentukan oleh karakteristik tujuan
kegiatan dan karakteristik anak yang akan diajar[9].
Karakteristik
tujuan kegiatan pengembangan motorik anak PAUD adalah untuk mengembangkan
kemampuan motorik anak, melatih anak gerakan-gerakan kasar dan halus,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi,
serta meningkatkan keterampilan tubuh, dan cara hidup sehat.
Untuk
mengembangkan kemampuan motorik anak guru dapat menetapkan metode-metode yang
menjamin anak tidak mengalami cedera. Oleh karena itu, guru perlu menciptakan
lingkungan yang aman dan menentang, bahan dan alat dipergunakan dalam keadaan
baik, serta tidak menimbulkan rasa takut dan cemas dalam menggunakannya.
Selain
itu, dalam pemilihan metode untuk mengembangkan keterampilan motorik anak, guru
perlu menyusaikanya dengan karakteristik anak PAUD yang selalu bergerak, susahy
untuk diam, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat, senang bereksperimen dan
menguji, mampu mengekspresikan diri secara kreatif, mempunyai imajinasi dan
senang berbicara.
Penetuan
tempat kegiatan akan menentukan pula peralatan yang akan digunakan guru.
Misalnya, untuk pengembangan motorik halus anak yang bertujuan agar anak dapat
dapat berlatih menggerakan pergelangan tangan dengan menggambar dan mewarnai
atau menggunting dan menempel maka guru dapat memilih kegiatan yang diperlukan
setiap anak, seperti gunting, kertas, pencil warna atau buku-buku untuk pola
yang akan diguting anak jumlah dan peralatan diharapkan sesuai dengan jumlah
ank sehingga setiap anak dapat berlatih sendiri-sendiri.
Perkembangan
motorik merupakan proses memperoleh keterampilan dan pola gerakan yang
dilakukan anak, misalnya dalam kemampuan motorik kasar anak belajar menggerakan
seluruh atau sebagian besar anggota tubuh, sedangkan dalam mempelajari
kemampuan motorik halus anak belajar ketetapan organisasi tangan dan mata. Anak
juga belajar menggerakkan pergerakan pergelangan tangan agar lentur dan anak
belajar berkreasi dan berimajinasi.
Metode
yang digunakan adalah metode kegiatan yang dapat memacu semua kegiatan motorik
yang perlu dikembangkan anak, seperti untuk kegiatan motorik halus anak dapat
diberikan aktivitas menggambar, melipat, membentuk, meronce, dan sebagainya.
Sedangkan utuk kegiatan motorik kasar anak dapat belajar menangkap bola,
menendang, melocat, melompat, dan sebagainya. Guru saat mengembangkan
perkembangan motorik anak adalah keamanan anak. Misalnya, saat anak
berlari-lari diluar kelas, anak-anak perlu didampingi oleh beberapa guru untuk
menjaga keamananya[10].
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1.
Perkembangan
motorik ini erat kaitannya dengan perkembangan pusat motorik di otak.
Keterampilan motorik berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Oleh
sebab itu, setiap gerakan yang dilakukan anak sesederhana apapun, sebenarnya
merupakan hasil pola interaksi yang kompleksi berbagai bagian dan system dalam
tubuh yang dikontrol otak.
2.
Dalam
mengembangkan kemampuan motoriknya, anak juga mengembangkan kemampuan
mengamati, mengingat hasil pengamatannya dan pengalamannya. Anak juga harus
memiliki keterampilan dasar terlebih dahulu sebelum ia mampu memadukannya
dengan kegiatan motorik yang lebih kompleks.
3.
Dalam
mengembangkan berbagai kemampuan dasar anak usia dini peran guru sangatlah
penting. Dalam merencanakan kegiatan fisik atau motorik seorang guru
membutuhkan latar belakang yang kuat untuk memilih kegiatan fisik atau motorik
yang bermakna dan sesuai bagi anak didiknya.
4.
Dalam
standar kompetensi kurikulum PAUD tercantum bahwa tujuan pendidikan di PAUD
adalah membantu mengembangkan berbagai potensi anak baik psikis dan fisik yang
meliputi moral dan nilai-nilai agama, sosial emosional, kognitif, bahasa,
fisik-motorik, kemandirian, dan seni untuk memasuki pendidikan dasar.
5.
Karakteristik
tujuan kegiatan pengembangan motorik anak PAUD adalah untuk mengembangkan
kemampuan motorik anak, melatih anak gerakan-gerakan kasar dan halus,
meningkatkan kemampuan mengelola, mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi,
serta meningkatkan keterampilan tubuh, dan cara hidup sehat
B. Saran
1.
Sebagai
seorang guru, kita harus mengamati anak atau menghargai apapun yang ia lakukan,
karena setiap gerakan yang dilakukan anak
merupakan hasil pola interaksi yang kompleksi berbagai bagian dan system
dalam tubuh yang dikontrol otak.
2.
Sebaiknya
kita membimbing atau mengawasi anak, dalam mengembangkan kemampuan motoriknya
tersebut.
3.
Sebaiknya
seornag guru mempunyai kemampuan dasar anak usia dini, karena Guru mempunyai
peran yang penting dalam pengembangan
fisik motorik anak yang dapat dilakukan melalui bermain.
4.
BImbinglah
anak sebaik mungkin karena dari bimbingan kita lah anak dapat mengembangkan
berbagai potensi anak baik psikis dan fisik.
5.
Sebaiknya
guru memiliki karakter yang baik dalam mengajar, karena Setiap guru akan
menggunakan metode, sesuai dengan gaya melaksakan kegiatan pembelajarannya.
Namun, harus diingat bahwa pendidikan di
mempunyai ciri khas sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Danim,
Sudarwan, 2011, Perkembangan Peserta
Didik, Bandung: Alfabeta.
Drs. MS.
Sumantri, 2005. Model Pengembangan
Keterampilan Motorik Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti.
Musbikin,
Imam. 2012. Tumbuh Kembang Anak.
Jogjakarta: Flash Book.
Narendra,
Moersintowati. 2002. Tumbuh Kembang Anak
dan Remaja. Jakarta: CV SAGUNG SETO
Nurani
Sujiono, Yuliani. 2012. Konsep Dasar
Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: PT.Indeks
Samsudin, Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak,
Jakarta; Litera Prenada Media Group, 2008.
Soemanto,
Wasty., 2006, Psikologi Pendidikan,
Jakarta: Rineka Cipta.
Wulandari,
2015, Perkembangan Motorik Kasar Anak
Usia Dini, Lampung: Universitas
Lampung.
Yuniarni,
Desni. 2010. Metode Pengembangan Anak
Usia Dini: Pontianak.
Yusuf, Syamsu
LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan
Remaja, Bandung: PT Remaja Rosdakarya
[1] Danim, Sudarwan, 2011, Perkembangan Peserta Didik, Bandung:
Alfabeta. Hal 75
[2] Yusuf, Syamsu LN (2002) Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja,
Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hal 24
[3] Drs. MS. Sumantri, 2005. Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak
Usia Dini. Jakarta: Depdiknas,Dirjen Dikti. Hal 59
[4] Yuniarni, Desni. 2010. Metode Pengembangan Anak Usia Dini:
Pontianak. Hal 33
[5] Musbikin, Imam. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jogjakarta: Flash
Book. Hal 60
[6] Wulandari, 2015, Perkembangan Motorik Kasar Anak Usia Dini, Lampung: Universitas Lampung. Hal 101
[7] Narendra, Moersintowati. 2002. Tumbuh Kembang Anak dan Remaja. Jakarta:
CV SAGUNG SETO. Hal 92
[8] Soemanto, Wasty., 2006, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta. Hal 78
[9]
Samsudin, Pembelajaran Motorik Di Taman Kanak-Kanak, Jakarta;
Litera Prenada Media Group, 2008. Hal 65
[10] Nurani Sujiono, Yuliani. 2012. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini.
Jakarta: PT.Indeks. Hal 87
Where to Buy Tithrium: The world's best-selling engine
BalasHapusDiscover the world's titanium 4000 best-selling titanium mug engine and find an amazing micro hair trimmer list of best-selling and titanium trimmer as seen on tv best-selling engines in the titanium joes world today!